Dalam arena Perang Dunia ke 2, siapapun tentu mengenal sosok tentara Nazi Jerman yang tersohor paling kejam dan handal masing-masing dalam pertempuran. Dengan sokongan peralatan militer modern pada masanya, eksistensi tentara pimpinan Adolf Hitler ini sempat menciptakan pihak sekutu laksana Amerika Serikat dan negara barat lainnya ktar-ketir gak karuan.
Tak melulu berlaga di medan juang Eropa, operasi semua pasukan gahar ini pun merambah sampai ke distrik Asia Tenggara. Indonesia sendiri termask negara yang tak luput dari kedatangan tentara Nazi tersebut. Yang menarik, kedatangan tersebut membuat sebuah kedekatan emosional yang menarik antara mereka dengan rakyat Indonesia. Sejumlah bukti nyata juga mulai terkuak sebagai kenyataan sejarah yang terjadi pada masa itu. Seperti apa kedekatan semua pasukan Nazi itu di Indonesia.
Nazi Jerman yang menolong terjadinya naskah Proklamasi
Salah satu peristiwa urgen dalam proses persiapan Indonesia mengarah ke kemerdekaan ialah pembacaan teks proklamasi. Naskah yang diketik dan dibentuk di lokasi tinggal seorang Laksamana Tadashi Maeda tersebut, ternyata memiliki masalah pada mesik ketik yang digunakan. Semua huruf yang ada, adalahaksara kanji jepang yang pasti saja menyulitkan.
Legenda Hitler yang menyamar sebagai Dokter Poch di Indonesia
Salah satu cerita yang masih misteri dan diperdebatkan oleh kalangan akademis merupakan, sosok Hitler yang menyamar dan meninggal di Indonesia. Pada ketika itu, situasi kacau di Jerman dengan jatuhnya Berlin ke tangan pasukan Sekutu, memaksa semua Perwira elit Nazi, tergolong sang fuhrer Adolf Hitler, melarikan diri.
Indonesia menjadi destinasi Hilter untuk mengamankan diri dari kejaran pasukan AS dan sekutunya. Bagi menutupi identitas asli sekitar di Indonesia, ia merubah namanya menjadi Dr. Poch. Bahkan, Dr.Poch disinggung sangat mengagumi sosok Presiden Soekarno, dimana dua-duanya mempunyai kesamaan, sama-sama antibarat! Karena itu, Dr. Poch alias Hitler tersebut, kerasan tinggal di Indonesia sampai ajal menjemputnya pada tahun 1970. Hingga kini, eksistensi makamnya masih dapat ditemukan di sebuah wilayah di Surabaya, Jawa Timur.
Republik Nias yang adalahhadian dari tawanan Jerman
Saat itu, terdapat seitar 477 tawanan jerman yang diangkut oleh tentara Belanda untuk di berikan kepada Kolonial Inggris India. Mereka dibawa oleh suatu kapal yang mempunyai nama KPM VAN IMHOF, dengan Kapten kapal mempunyai nama Bongvani. Nahas, kapal itu diberondong oleh pesawat tempur Jepang dengan bom. Para awaknya, termasuk semua tawanan, kesudahannya sibuk mengamankan diri mereka masing-masing. Para tahanan jerman yang mengambang di laut, sebagian sudah tewas dan sebanyak lainnya selamat.
Pada hari ke empat sejak pemboman tersebut, para tawanan tersebut telah sampai di Pulau Nias tanggal 23 Januari 1942. Mereka dibantu oleh penduduk lokal dan seorang Pastur Belanda yang bernama Ildefons van Straalen. Disana, mereka bekerjasama dengan Polisi Indonesia dan tentara jepang yang kebetulan mendarat di Pulau Sumatera untuk menyingkirkan tentara Belanda. Setelah sukses, para tawanan tersebut membuat perjanjian dengan penduduk lokal yang bernama perjanjian Pulau Nias, sebagai bukti bahwa daerah tersebut berdaulat penuh sebagai Negara republik Nias.
Makam Tentara Jerman di kaki Gunung Pangrango
Tak banyak yang mengetahui sepak terjang Tentara Nazi Jerman di Indonesia. Selain karena masih diselubungi misteri, bekas-bekas yang menunjukan keberadaan Tentara tersebut juga sukar dicari. Salah satunya yang tersisa adalah sebuah makan Tentara Jerman yang terletak di kaki Gunung Pangrango. Desain makam yang lain daripada lainnya tersebut, sangat kental dengan aroma khas tentara Jerman era PD II dengan nisan berbentuk salib yang menjadi ciri khas pasukan Nazi.
Pada komplek pemakaman tersebut, terbaring beberapa jasad para perwira Nazi. Mereka adalah Letnan Satu Laut Friedrich Steinfeld yang merupakan Kapten kapal selam U-195. Ada juga Letnan Satu Laut Willi Schlummer dan Letnan Insinyur Wilhelm Jens yang gugur ditangan para pejuang Indonesia. Letnan Laut W Martens yang terbunuh dalam kereta api dari Jakarta ke Bogor. Ada juga Kopral Satu Willi Petschow yang meninggal karena sakit dan Letnan Kapten Herman Tangermann meninggal 23 Agustus 1945 karena kecelakaan. Keberadaan makam tersebut menjadi saksi bahwa para pasukan Nazi juga telah menginjakkan kakinya di tanah Nusantara ini.
Sahabat dekat Hitler yang ternyata bermukim di Indonesia
Pada masa revolsi, tanah nusantara yang kaya raya ini disebut sebagai Hindia Belanda, bukan Indonesia. Pada masa itu pula, sosok Walther Hewel yang merupakan sahabat dekat pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler, tinggal di Indonesia. Tak banyak yang tahu, sosok yang pernah menjabat sebagai Diplomat di Kementerian luar negeri era Nazi tersebut, pernah bekerja di perkebunan kopi milik Inggris di Hindia Belanda.
Tinggal berjauhan dengan tanah kelahirannya, tak membuat seorang Walther Hewel lupa begitu saja. Di tanah nusantara, ia mengelola sebuah cabang partai Nazi perwakilan Indonesia, yang beranggotakan ekspatriat asal Jerman. Tak tanggung-tanggung, ia pun mendirikannya di berbagai wilayah seperti Batavia (Jakarta), Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar dan Padang.
Bukti dan fakta sejarah yang ada diatas, merupakan segelintir dari sekian banyak fakta tentang keberadaan Nazi jerman di Indonesia. Meski beberapa kasus masih diperdebatkan kebenarannya, masih ada beberapa peristiwa bersejarah lainnya yang menegaskan keberadaan mereka di tanah nusantara. Disinilah pentingnya mempelajari sebuah kejadian yang menjadi bagian sejarah bangsa ini. Semoga kedepannya, cerita masa lalu tersebut, bisa menjadi bukti, bahwa Nazi Jerman sejak dahulu kala, telah terlibat banyak dengan rangkaian peristiwa bersejarah yang merubah kehidupan masyarakat Indonesia pada masa itu.