Timor Leste atau Timor Timur atau Bumi Loro Sae pernah menjadi propinsi ke 27 Negara Kesatuan Republik Indoesia semenjak 1976 hingga menyatakan mencungkil diri dan merdeka pada mula abad ke 21.
Walaupun melulu ada satu kenyataan yaitu distrik yang sebelumnya menjadi jajahan Portugis kemudian pulang menjadi salah satu propinsi di Indonesia, tetapi ada sejumlah versi proses bergabungnya bumi Loro Sae itu.
Berdasarkan keterangan dari versi Indonesia yang kala tersebut dibawah dominasi orde baru, proses bergabungnya Timor Timur ke NKRI ialah intergarsi sebab secara kultural dan sejarah Timor Timur tidak dapat diceraikan dari Indonesia.
Namun menurut keterangan dari dunia internasional khususnya PBB, bergabungknya Timor Timur ke Indonesia ialah sebuah aneksasi yang dibuka dengan intevensi dan serangan bersenjata.
Begitulah sejarah. Satu fakta sejumlah pendapat dan opini tergantung kepnetingan mana yang diusung.
Yang jelas pada 1975 saat Portugis telah mulai kewalahan mengurusi wilayah jajahan, Timor Timur memang bergolak. Rakyat terbelah secara politis antara mereka yang hendak merdeka, tetap bergabung dengan Portugis atau bergabung dengan Indonesia.
Referensi pihak ketiga
Yang paling tidak sedikit mendapat sokongan rakyat ialah Fretelin yang hendak merdeka. Mereka diperkirakan berhaluan komunis dan bahkan sempat memproklamirkan berdirinya negara Republik Demokrasi Timor Timur.
Indonesia yang kala tersebut sangat anti komunis, didukung oleh Amerika dan Inggris pastinya tidak suka berdirinya negara komunis di pulau Timor.
Indonesia kemudian melancarkan Operasi Seroja dengan mengirim ribuan tentara ke Timor Timur,
Akhirnya Timor Timur juga bergabung ke Indonesia dan sekitar lebih dari 24 tahun bergabung sebagai propinsi Indonesia.
Namun sejarah menilai lain. Akibat pergolakan politik di Indonesia pada akhir orde baru. Presiden Suharto juga jatuh.
Habibe sebagai enggantinya mengjinkan referendum di Timor Timur dan kesudahannya propinsi tersebut pun merdeka.
Konon ratusan ribu rakyat menjadi korban baik ketika Timor Timur Bergabung, sekitar menjadi unsur dan dalam proses mencungkil diri dari Indonesia.
Peristiwa ini tidak sedikit versi. Namu satu kenyataan yang pasti, dalam pergolakan politik, rakyat lah yang tidak jarang kali menjadi korban.
Sumber: www.merdeka.com
Walaupun melulu ada satu kenyataan yaitu distrik yang sebelumnya menjadi jajahan Portugis kemudian pulang menjadi salah satu propinsi di Indonesia, tetapi ada sejumlah versi proses bergabungnya bumi Loro Sae itu.
Berdasarkan keterangan dari versi Indonesia yang kala tersebut dibawah dominasi orde baru, proses bergabungnya Timor Timur ke NKRI ialah intergarsi sebab secara kultural dan sejarah Timor Timur tidak dapat diceraikan dari Indonesia.
Namun menurut keterangan dari dunia internasional khususnya PBB, bergabungknya Timor Timur ke Indonesia ialah sebuah aneksasi yang dibuka dengan intevensi dan serangan bersenjata.
Begitulah sejarah. Satu fakta sejumlah pendapat dan opini tergantung kepnetingan mana yang diusung.
Yang jelas pada 1975 saat Portugis telah mulai kewalahan mengurusi wilayah jajahan, Timor Timur memang bergolak. Rakyat terbelah secara politis antara mereka yang hendak merdeka, tetap bergabung dengan Portugis atau bergabung dengan Indonesia.
Referensi pihak ketiga
Yang paling tidak sedikit mendapat sokongan rakyat ialah Fretelin yang hendak merdeka. Mereka diperkirakan berhaluan komunis dan bahkan sempat memproklamirkan berdirinya negara Republik Demokrasi Timor Timur.
Indonesia yang kala tersebut sangat anti komunis, didukung oleh Amerika dan Inggris pastinya tidak suka berdirinya negara komunis di pulau Timor.
Indonesia kemudian melancarkan Operasi Seroja dengan mengirim ribuan tentara ke Timor Timur,
Akhirnya Timor Timur juga bergabung ke Indonesia dan sekitar lebih dari 24 tahun bergabung sebagai propinsi Indonesia.
Namun sejarah menilai lain. Akibat pergolakan politik di Indonesia pada akhir orde baru. Presiden Suharto juga jatuh.
Habibe sebagai enggantinya mengjinkan referendum di Timor Timur dan kesudahannya propinsi tersebut pun merdeka.
Konon ratusan ribu rakyat menjadi korban baik ketika Timor Timur Bergabung, sekitar menjadi unsur dan dalam proses mencungkil diri dari Indonesia.
Peristiwa ini tidak sedikit versi. Namu satu kenyataan yang pasti, dalam pergolakan politik, rakyat lah yang tidak jarang kali menjadi korban.
Sumber: www.merdeka.com