KEAJAIBAN 5 PUSAKA PENINGGALAN SUNAN KALIJAGA

Penyebaran Islam di Nusantara sendiri dapat meluas berkat jasa semua ulama dan semua pendakwah zaman dahulu. Bagi di wilayah Jawa mereka dikenal dengan Walisongo atau wali yang berjumlah sembilan orang dan tersebar di sekian banyak  penjuru tanah Jawa. Di Jawa Barat, terdapat nama Sunan Kalijaga yang familiar dengan dakwahnya. Salah satu anggota dari walisongo ini memakai metode cerdik dalam berdakwah.

Ia menggunakan wayang kulit dan kesenian beda untuk unik umat yang ketika tersebut mayoritas Hindu dan Budha. Cara ini pasti diterima dengan baik olah warga. Di samping itu, Sunan Kalijaga pun dikenal memiliki karomah dan ilmu olah batin yang tinggi. Tak heran andai kemudian tidak sedikit sekali peninggalan dan pusakanya yang masih dirasakan sakti sampai kini. Apa saja? Simak pembahasan Boombastis.com inilah ya Sahabat semua!


Rompi Ontokusumo 
yang konon diserahkan oleh Rosulullah SAW
Pusaka yang kesatu ialah Rompi Ontokusumo. Dilansir dari sekian banyak  sumber, rompi ini ialah baju yang digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk mengungguli sang penguasa laut Selatan, Nyi Roro Kidul. Rompi ini didapat sesudah beliau mengkhatamkan al-quran di Masjid Demak bareng dengan semua wali yang lain.


Rompi ini dulunya berupa kulit domba yang lantas dirajah oleh Sunan Bonang menjadi pakaian. Saking kuatnya rompi ini, semua wali pun bingung mendeskripsikan ‘cahaya’ yang terdapat di dalamnya. Hingga sekarang, masih tersimpan di Kadilangu Demak. Setiap hari raya Idul Adha, semua warga akan mengerjakan jamasan terhadap Rompi Ontokusumo.

Keris Kiai Carubuk 
yang masih ada sampai kini
Zaman dahulu, masyarakat masih paling percaya dengan benda-benda pusaka yang punya kekuatan laksana halnya keris. Sunan Kalijaga pun melakukan pendekatan dengan kebiasaan kepercayaan masyarakat bakal keris ini. Dalam suatu kisah, ia suatu keris yang dinamai Kiai Carubuk. Keris ini diciptakan oleh Mpu Supa Mandrangi yang masih adalahsahabatnya dari sebiji besi yang besarnya setara biji asam.


Namun herannya dari besi yang kecil, keris ini pun konon mesti dipegang oleh orang yang tepat serta punya kesesuaian dengan pemiliknya. Keris Sunan Kalijaga ini dalam sejarahnya sukses mengalahkan kesaktian dari keris Setan Kober kepunyaan Arya Panangsang kala terjadi penentangan di Mataram.
Api ‘abadi’ Mrapen di Jawa Tengah
Masih ingat dengan api yang dipakai saat pawai Asian Games bulan Agustus lalu? Nah, itulah api abadi Mrapen yang dipungut dari desa Manggarmas, kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Api ini tidak pernah padam sekalipun terpapar terpaan hujan sebab ada gas alam yang terbit dari dalam tanah sampai-sampai ia dapat bertahan terus menerus.



Api Abadi Mrapen 
Tapi, menurut keterangan dari cerita, api ini pun muncul sebab Sunan Kalijaga menancapkan tingkatnya di tanah ketika memimpin Demak dan sukses mengalahkan kerajaan Majapahit. Niat awalnya ialah mencari mata air guna sang prajurit yang kelelahan, namun herannya yang muncul ialah api –yang abadi sampai sekarang.
Sumur Jalatunda yang dinamakan Zamzam Demak
Di Kadilangu Demak, tak jauh dari tempat makam Sunan Kalijaga –letaknya selama 200 meter di unsur timur komplek makam Sunan Kalijaga, ada suatu sumber air yang dinamakan sebagai Sumur Jalatunda. Sumur ini ialah peninggalan Sunan Kalijaga yang sampai kini sering ditemui oleh warga. Mengapa namanya Jalatunda?


Sumur Jalatunda 
Nah, Sumur ini ialah bekas di mana Sunan Kalijaga meninggalkan jalanya saat mencari sumber air guna wudhu semua wali. Sumur yang dinamakan sebagai Zamzam Demak ini dapat menyembuhkan sekian banyak  macam penyakit. Hanya segan kriteria, saat berkeinginan meminum orang itu harus menyimak basmalah terlebih dahulu.
Batu mutu sebagai landasan menempa keris Kiai Carubuk
Nah, batu mutu ini lokasinya pun tak jauh dari api ‘abadi’ Mrapen. Batu itu adalahlandasan Mpu Supa menempa keris Kiai Carubuk yang dipesan oleh Sunan Kalijaga. Adapun dalil mengapa batu itu ditinggalkan tak beda dan tak bukan sebab beratnya yang spektakuler dan tidak barangkali di bawa ke sekian banyak  tempat guna berdakwah.


Batu Bobot 
Berdasarkan keterangan dari penduduk setempat, siapapun yang dapat mengusung batu tersebut dalam situasi duduk maka segala apa yang ia pinta dapat terkabul. Batu tersebut kini berada dalam suatu cungkup dan terkunci rapat. Untuk pengunjung yang mau menyaksikan hanya dapat dari luar kaca yang melindunginya.
Nah, itulah lima pusaka peninggalan Sunan Kalijaga yang masih dapat dilihat sampai sekarang. Sunan Kalijaga memang familiar sebagai wali yang menyenangi kesenian dan memanfaatkan urusan itu untuk menyuruh masyarakat mengekor dakwah yang ia sebarkan. Metode yang lembut seperti tersebut tentu menciptakan penduduk senang dan tidak memberontak.